homePROFILETAGBOARDCREDITStumblrtwitterfollow
Bila saya dilahirkan di zaman pergerakan nasional

Bila saya dilahirkan saat zaman pergerakan nasional dan diminta untuk memilih organisasi mana yang saya akan masuki adalah Indische Partij yang didirikan oleh 3 serangkai yaitu douwes dekker, Ki Hajar Dewantara, dan dr. ciptomangunkusumo. Mereka bertiga adalah orang orang yang mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Dengan mengetahui bahwa Indiche Partij adalah organisasi yang non-kooperatif dan bergerak dalam bidang politik, itu sangat menggugah saya memiih organisasi tersebut bila saya dilahirkan pada zaman pergerakan. Non-kooperatif yang berarti tidak ingin bekerja sama dengan Belanda adalah tindakan yang tegas dan berani dikarenakan pastinya Belanda mengecam organisasi tersebut adalah organisasi berbahaya. Bila saya dalam organisasi tersebut, saya akan tetap meneruskan dan berani berjuang karena saya pikir daripada berjuang setengah setengah lebih  baik sekalian.
Bersama dengan tiga serangkai yang mempunyai pemikiran yang hebat, saya akan memperjuangkan perjuangan tersebut. Mereka pun juga mempunyai strategi yang hebat dengan mengganti nama Indische Partij menjadi Insulinde agar Belanda tidak menganggap bahwa organisasi ini berbahaya. Saya sangat menyukai strateginya dimana mereka bisa mengelabui Belanda yang pada saat itu membuang dan memenjarakan aktivis aktivis dalam organisasi Indische Partij. Karena pergantian nama itu, organisasi tersebut tidak dianggap berbahaya. Yang saya suka dari organisasi ini adalah kekeras kepalanya mereka yang tetap ingin melanjutkan perjuangan meski banyak pemimpin mereka yang tertangkap.
Dengan mengikuti organisasi indische partij, saya bisa aktif dalam memperjuangkan Indonesia. Saya juga salut dengan para pencetus organisasi ini, salah satunya adalah Douwes Dekker yang meskipun beliau orang Belanda namun ia rela membela Indonesia dan terus memperjuangkannya. Berpolitik adalah salah satu cara untuk melawan Belanda dengan melawan politik kolonial yang rasial. Ki Hajar Dewantara juga sangat berani dalam menentang Belanda, terbukti saat Belanda ingin merayakan 100 tahun bebas nya Belanda dari Napoleon Bonaparte yang begitu miris ketika Belanda melakukan perayaan itu di tempat jajahannya. Maka Ki Hajar Dewantara pun menulis artikel yang berjudul “Andai Aku Seorang Belanda” yang dikarenakan artikel itu, beliau ditangkap.
Begitu hebat perjuangan para pemimpin Indische Partij. Saya pun sangat jengkel dengan Belanda yang amat sangat mengeksploitasi SDA dan SDM Indonesia. Dengan terpancing nya kejengkelan ini, saya sangat ingin memasuki organisasi Indische Partij untuk membabat habis Kolonial Belanda yang sewenang wenang. Mungkin saya akan menulis juga hal hal yang mengkritik Belanda, tak apa dibuang atau diasingkan demi kelangsungan negeri ku tercinta yaitu Indonesia.

tambahan nihh
Bila saya diminta untuk memilih paham apa yang saya ingin ikuti adalah paham liberalisme. Dimana paham itu mempraktekkan kebebasan individu. Ya, saya sangat menyukai kebebasan individu yaitu masyarakat berhak melakukan sesuatu tanpa adanya paksaan dan kekangan dari pihak lain seperti Negara atau pemerintahan. Tidak seperti paham komunisme yang benar benar menghapus kebebasan individu dan semuanya harus tunduk kepada Negara. Liberalisme akan membuat masyarakat lebih bebas berekspresi. Contohnya seperti Negara Negara Eropa yang menganut paham liberalisme. Mereka diizinkan untuk menikah dengan sesama jenis, dan sebagainya. Meski disana masih terdapat standar ganda, yang beberapa kebebasan individu dilarang seperti pemakaian kerudung. Apa yang saya inginkan adalah Negara yang menganut kebebasan individu murni, tetapi bermoral. Mungkin memang sulit untuk mendapatkan Negara  yang seperti itu. Tetapi, bila saya hidup sebagai pemimpin yang berpengaruh terhadap suatu
POSTED BY Unknown ON Selasa, 12 Mei 2015 @ 03.02
back | all rights reserved desiree 2012 | forth