Ciri Ciri Pergerakan
Nasional Setelah 1908
1. perjuangan
bersifat nasional
2. kecerdasan
dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan kharisma.
3. perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan
perjuangan tertangkap atau meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap
saat.
4. perjuangan
diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah dan alat
perjuangan.
5. cita-cita
perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara Indonesia merdeka
dan berdaulat.
6. perjuangan
untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan pribadi/golongan.
Masa Pergerakan Nasional
(1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1.
Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische Partij.
2.
Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai
Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
3.
Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra,
Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan,
organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
1. Budi Utomo
Pada tanggal 20 Mei 1908
berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Pada mulanya Budi
Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi
Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu
perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang
mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka
sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam
rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak. Dalam perkembangannya, dalam
organisasi Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
·
Pihak kanan, berkehendak supaya
keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam
lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
·
Pihak kiri, yang jumlahnya lebih
kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang
demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam
tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto Mangunkusumo yang
mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi Utomo semakin
lamban. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan dukungan pribumi pada Budi
Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai
Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur
dari arena politik.
2. Sarekat Islam
Tiga
tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang
Islam ( SDI ) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan
Solo.
Organisasi Sarekat
Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini.
a.
Agama Islam.
b.
Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai
leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya).
Atas
prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian
diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ), dengan tujuan untuk memperluas
anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja.
Berdasarkan
Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912, ditetapkan tujuan Sarekat
Islam sebagai berikut:
1)
memajukan perdagangan;
2)
membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha
(permodalan);
3)
memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli;
4)
memajukan kehidupan agama Islam.
Mengingat
perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat maka timbullah
kekhawatiran dari pihak Gubernur Jenderal Indenberg sehingga
permohonan Sarekat Islam sebagai organisasi nasional yang
berbadan hukum ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal. Pada tahun
1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan
hukum.
Sifat Sarekat
Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk
kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang
tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan
Sneevliet (Belanda), Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin (Indonesia).
Itulah
sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua
kelompok berikut ini.
1) Kelompok
nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat
Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto.
2)
Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat
Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan
Darsono.
3. Indische
Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada
tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi
Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara).
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan
semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun
golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan
bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia.
Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar
De Expres. Di samping itu juga disusun program kerja sebagai
berikut:
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia
(Indonesia).
2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
baik di bidang pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan
kebencian antara agama yang satu dengan yang lain.
4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan
pemerintahan.
5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi
semua orang Hindia.
6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus
ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang
ekonominya lemah.
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti
tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa Indische Partij berdiri
di atas nasionalisme yang luas menuju Indonesia merdeka.
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah
Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een
Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran
terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat
mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga
pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka
memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya.
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin IP maka
kegiatan IP makin menurun. Selanjutnya, Indische
Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun
1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). National
Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di
kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang
terpelajar.
4. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai
Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis
Indonesia. (PKI). Susunan pengurus PKI , antara lain Semaun (ketua), Darsono
(wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara).
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan
untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara.
Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada
ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu
Adil.
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI
lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada tanggal 13
November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di
daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra
Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu
yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya,
ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas
(Papua).
5. Partai
Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang
menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua
yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929.
Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai
Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun
1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang
sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.
Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
6. Kongres Pemuda
Akibat
berdirinya Budi Utomo, banyak organisasi kepemudaan yang berdiri sehingga
menyadarkan pemuda untuk memperjuangkan Indonesia. Beberapa organisasi tersebut
adalah :
A. Tri Koro Dharmo
Organisasi
kepemudaan yang pertama muncul adalah Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan
Mulia), yang didirikan oleh R. Satiman Wiryo Sandjojo, Kadarman, dan Sunardi
pada 7 maret 1915 di Jakarta. Tujuan didirikannya Tri Koro Dharmo ialah
agar pemuda Jawa ikut berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Asas perjuangan
Tri Koro Dharmo yaitu :
1. Menimbulkan
pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, kursus
perguruan sekolah guru, dan sekolah kejuruan.
2. Menambah
pengetahuan bagi anggotanya.
3. Membangkitkan dan
mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia, khususnya Jawa.
Karena Jawa yang
sifatnya sentries, Tri Koro Dharmo kurang berkembang maka Tri Koro Dharmo
diubah menjadi Jong Java pada tahun 1918. Berdirinya Jong Java maka lahirlah
organisasi kepemudaan daerah lainnya di Indonesia, seperti Jong Sumatera, Jong
Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya.
B. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Semakin banyaknya organisasi
kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkitan nasional, mengilhami para
mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
pada tahun 1925. Anggota-anggotanya terdiri atas para pelajar di Bandung dan
Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan tanah air Indonesia.
C. Jong Indonesia
Jong Indonesai
berdiri di Bandung pada tahun 1927. Organisasi oni merupakan perkumpulan dari organisasi-organisasi
kepemudaan yang ada di Indonesia. Tujuan dibentuknya Jong Indonesia untuk
menyatukan seluruh pamuda di Indonesia dan yang memelopori penyelenggaraan
Kongres Pemuda di Jakarta yang di ikuti oleh seluruh organisasi kepemudaan di
Indonesia yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
http://annesniwa.blogspot.com/2014/11/organisasi-pada-tahun-1908-1942-masa.html
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-pergerakan-nasional-tahun.html