1. Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu
pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern
pertama di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah
mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang
Jawa. Sutomo masuk STOVIA pada tahun 1903.
Sutomo bercita-cita
memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecilperbedaan antara orang
kaya dan orang miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau
merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan
berhasil. Pada tahun 1935 mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya)
2. K.H Samanhudi
Beliau merupakan pedagang sekaligus pejuang. Kelahiran Solo
1868. Ia mendirikan SDI (serikat dagang Indonesia) pada tahun 1905. Kemudian
berubah nama menjadi SI (serikat islam) pada tahun 1912. Tujuan didirikannya
SDI adalah menentang keras keinginan
belanda membeli dagangan bangsa indonesia dengan harga yang sangat murah.
Beliau terlibat dalam gejolak
politik pasca-kemerdekaan dengan mendirikan organisasi Barisan Pemberontak
Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan laskar rakyat bernama Gerakan Kesatuan
Alap-Alap.
3. HOS. Cokroaminoto
Beliau
lahir di Ponodrogo pada 1882 dari keluarga R.M. Cokroamiseno, seorang pegawai
pemerintahan yang pernah menjabat menjadi bupati.
Beliau
menamatkan sekolah di OSVIA, dan sempat menjadi pegawai sebelum memutuskan
keluar dan aktif dalam pergerakan nasional melawan Belanda.
Kata
mutiaranya yang termahsyur : "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid,
sepintar-pintar siasat"
4. H. Agus Salim
Lahir di Sumatera, 8 Oktober 1884 dengan
nama Mashudul Haq yang berarti pembela kebenaran. Ayahnya, Angku Sutan Mohammad
Salim adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.
Ia bergabung di koran Harian Neratja pada
1915, dan amsuk organisasi Sarekat Islam. Beliau mendaoat julukan Orang Tua
Bedar (The Grand Old Man).
5. Douwes Dekker
Douwes Dekker memilili nama lengkap
Dr. Ernest Francois Eugene. Beliau lahlir di Pasuruan pada 8 Oktober 1879.
Beliau adalah seorang peletak dasar neionalisme indonesia pada awal abad 20.
Beliaupun seorang penulis, wartawan sekaligus aktibis politik yang kritis
terhadap kebijakan pemerintahan penjajah Belanda. Beliau mendirikan Indische
Partij bersam dr.Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Mereka pun disebut
sebagai tiga sertangkai. Partai yang mereka buat berhaluan nasionalis.
6. Ki Hajar Dewantara
Ki hajar dewantara memiliki nama
asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Beliau bersama tiga serangkain mendirikan
indische partij yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman
Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Beliau juga turut serta dalam pendirian Budi
Utomo. Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Hari kelahirannya yakni 2 mei diperingati sebagai hari pendidikan.
7. Soekarno
Kebangkitan
nasional bukan saja pada masa berdirinya organisasi-organisasi pergerakan
nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno berjasa besar bagi bangsa
Indonesia. Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak dapat
dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa
Indonesia pun tidak dapat dilupakan.
8. Moh. Hatta
Beliau
turut aktif dalam beberapa organisasi pergerakan. Beberapa kali ditangkap oleh
Belanda tidak memupuskan semangat perjuangannya. Beberapa organisasi seperti
Indische Vereeniging dan Club Pendidikan Nasional Indonesia pernah ia geluti.
Perannya sebagai Bapak Proklamator menjadi faktor utama yang membuat dirinya
dikenal oleh khalayak ramai. Pada sidang BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,
sehari setelah kemerdekaan Indonesia, beliau diangkat menjadi wakil presiden
Republik Indonesia dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia
9. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim
adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU
adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun
kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat
tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai
organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
10. R.A
Kartini
Raden Ajeng Kartini dan
Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan.
Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga
mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal
dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis
Gelap Terbitlah Terang”.
POSTED BY Unknown ON Senin, 27 April 2015 @ 07.22