Peristiwa G30S PKI adalah peristiwa
sejarah yang pastinya sangat terkenal dikarenakan peristiwa ini memang
misterius dan sangat sadis. Mengapa sadis? Mengapa misterius? Mari kita ikuti
penjelasan dibawah ini.
Latar Belakang Munculnya G30SPKI
1. Tahun 1955, PKI berhasil meraih dukungan rakyat dan menempatkan diri
menjadi satu dari empat partai besar di Indonesia,
2. PKI berkeinginan merebut kekuasaan melalui parlemen pada masa Demokrasi
Terpimpin
3. Isu sakitnya bung Karno yang semakin parah sejak tahun 1964 hingga
peristiwa g30s pki membuat timbulnya isu perebutan kekuasaan RI bila Soekarno
meninggal.
4. Terjadi perbedaan paham antara islam dan PKI
5. Kabar bahwa para jendral tidak puas
dengan pemerintahan Soekarno, kabar ini disebut isu dewan Jendral
6. Ketika parlemen dibubarkan oleh
Presiden Soekarno pada bulan Juli 1959, kemudian konstitusi ditetapkan dibawah
dekrit presiden waktu itu atas bujukan PKI.
7. Adanya ajaran dari Presiden Soekarno
tentang Nasakom (Nasional, Agama, Komunis) yang sangat menguntungkan PKI)
8. Angkatan Darat menolak pembentukan
angkatan kelima
9. Angkatan darat menolak nasakomisasi
10. Angkatan darat menolak Poros
Jakarta-Peking dan konfrontasi dengan Malaysia
Kronologis Peristiwa G30S PKI
Kamis, tanggal 30 September 1965 PKI
telah sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan serangan – serangan.
Persiapan itu dipimpin oleh Kolonel Untung Sutopo dan dihadiri oleh Latief
Suyono, Supono , Suradi, Sukisno, Kuncoro, Dul Arif, Syam dan Dono.
Malam harinya, Aidit mengarahkan
seluruh operasi dan menyiapkan penyelesaian politik/penggantian kekuasaan
setelah pembersihan para Jendral dilakukan.
Pasukan G30SPKI dibagi menjadi 3
kelompok tugas :
1. Komando penculikan dan penyergapan
dipimpin oleh Letnan Satu Dul Arif dengan nama samaran Pasukan Pasopati
2. Komando penguasaan kota dipimpin oleh
Kapten Suradi dengan nama samaran pasukan Bima Sakti
3. Komando Basis dipimpin oleh Mayor
(udara) Gatot Sukresno dengan nama samaran pasukan Gatot Kaca
Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan G30SPKI sudah
mulai bergerak dari lubang buaya dan menyebar ke penjuru Jakarta. Pasukan Pasopati
berhasil melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira TNI-AD yang
menjadi target operasi.
6 Jendral yang menjadi korban G30SPKI adalah sebagai berikut :
-
Letnan
Jendral Ahmad Yani
-
Mayjen
Haryono Mas Tirtodarmo
-
Mayjen
R. Suprapto
-
Mayjen
SIswono Parman
-
Brigjen
Donald Izacus Panjaitan
-
Brigjen
Sutoyo Siswomiharjo
Tiga dari
korban yang mereka rencanakan sudah dibunuh saat masih dirumah,yaitu Ahmad Yani, M.T. Haryono, dan D.I. Panjaitan.
Jendral A.H.
Nasution berhasil melarikan diri dengan melompat pagar, tetapi anaknya yaitu
Ade Irma Suryani terkena tembak dan meninggal ketika digendong. Ajudan A.H.
Nasution, Letnan Pierre Tedean juga dibunuh dikarenakan ia mengaku bahwa
dirinyalah A.H. Nasution. Maka, dibunuhlah Pierre Tedean. Lolosnya Nasution
membuat Aidit dan kolega nya cemas karena akan menimbulkan masalah besar. Maka
Suparjo menyarankan agar operasi dilakukan sekali lagi.
Ketika matahari mulai terbit, sekitar 2.000 pasukan
diturunkan untuk menduduki tempat yang sekarang dikenal sebagai Lapangan
Merdeka, sebuah taman yang ada di Monas. Meski begitu, mereka tidak berhasil
menundukkan bagian timur dari area ini, karena pada saat itu merupakan daerah
markas KOSTRAD yang dipimpin oleh Soeharto. Pada jam 7 pagi, RRI menyiarkan
pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, komandan Cakrabiwa, regimen penjaga
Presiden, bahwa gerakan 30 September telah berhasil mengambil alih beberapa
lokasi strategis di Jakarta dengan bantuan anggota militer lainnya. Mereka
berkeras bahwa gerakan ini didukung oleh Central Intelligence of America (CIA)
yang bertujuan untuk menurunkan Soekarno dari posisinya.
G30S/PKI baru berakhir ketika pada pukul 7 malam,
pasukan yang dipimpin oleh Soeharto berhasil mengambil kembali kontrol atas
semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh Gerakan 30 September. Ketika sudah
berkumpul bersama Nasution, pada pukul 9 malam Soeharto mengumumkan bahwa ia
sekarang mengambil alih tentara dan akan berusaha menghancurkan pasukan
kontra-revolusioner dan menyelamatkan Soekarno. Ia kemudian melayangkan
ultimatum lagi yang kali ini ditujukan kepada pasukan yang berada di Halim.
Tidak berapa lama, Soekarno meninggalkan Halim dan tiba di istana presiden
lainnya yang berada di Bogor. Untuk jasad ke-7 orang yang terbunuh dan dibuang
di Lubang Buaya sendiri baru ditemukan pada tanggal 3 Oktober, dan dikuburkan
secara layak pada tanggal 5 Oktober.
Dampak G30SPKI
1. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat
Indonesia.
2. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk
membubarkan PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat.
3. Kondisi politik Indonesia masih belum stabil, kehidupan
ideologi nasional belum mapan, kemelaratan di mana-mana, keamanannasional sulit
dikendalikan.
4. Demonstrasi besar-besaran terjadi pada tanggal 10 Januari
1966.
5. Isi Tritura: Pembubaran PKI, Pembersihan kabinet Dwikora dari
unsur-unsur PKI dan Penurunan harga-harga.
6. Keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret(Supersemar).
7. Diselenggarakan sidang kabinet untuk membahas kemelut politik
nasional. isi pokoknya adalah memerintahkan kepada Letjen Soeharto atasnama
presiden untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya
keamanan dan ketertiban serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi serta menjamin keselamatan pribadi
dan kewibawaan presiden.
8. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap Kabinet Dwikora
menjadi Kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang
anggotanya seratus menteri sehingga dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri.
9. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000
menjadi Rp. 100
10. Menaikan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat tetapi kebijakan ini
menyebabkan kenaikan harga barang yang sulit untuk dikendalikan.
Kesimpulan
Menurut pendapat dan
analisis saya, peristiwa G30SPKI pastinya mempunyai dalang. Ada 5 kemungkinan
yaitu PKI, Soekarno, AD, CIA, dan Soeharto. Menurut saya dalangnya adalah
Soeharto. Saya menyatakan soeharto sebagai dalang dikarenakan keganjalan
keganjalan yang saya temukan pada peristiwa ini. Pertama, Soeharto mempunyai
pangkat yang tinggi di AD, dan kita semua ketahui bahwa AD yang dibunuh adalah
yang sudah tinggi tingkatannya. Lalu, mengapa Soeharto tidak dibunuh? Kedua,
sepertinya Soeharto lah yang menginginkan jabatan Presiden, buktinya beliau
dengan tegas nya menghapus PKI sepertinya beliau hanya ingin mengambil hati
rakyat Indonesia. Buktinya setelah turunnya Soekarno, yang menggantikan adalah
Soeharto. Ada kabar juga bahwa pada saat Soekarno mengeluarkan Supersemar,
beliau ditodong dengan pistol oleh suruhannya Soeharto. Tapi, terlepas dari itu
semua, peristiwa kejam ini tidak boleh lagi terjadi di Indonesia karena ini
benar – benar melanggar Hak Asasi Manusia.